Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Tag Terpopuler

Penemuan Mayat yang Dibungkus Karpet Dibawah Jembatan Tol Ngawi Solo

Jumat, 07 Juli 2023 | Juli 07, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-07T03:58:35Z


BUTUH BANTUAN HUKUM?


 Jurnalisme.Online

- Teka teki penemuan mayat yang dibungkus karpet di bawah Jembatan Tol Ngawi-Solo, tepatnya di Desa Widodaren, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (29/6/2023) terungkap.

Korban merupakan pensiunan tentara bernama Sumiran (57). Sumiran merupakan korban pembunuhan dua remaja asal Jambi.

Kedua pelaku yakni JRP (21) dan AAF (16).

Keduanya ditangkap polisi di rumahnya masing-masing di Jambi pada Rabu (5/7/2023) kemarin.

Pembunuhan pensiunan tentara itu di latarbelakangi persoalan sepele.

Kedua pelaku emosi lantara janji korban untuk memberinya pekerjaan tidak segera dipenuhi oleh korban.

Dengan menggunakan batu dan bantal, kedua pelaku menghabisi nyawa Sumiran di rumah kontrakannya di Ponorogo.

Pembunuhan pensiunan tentara itu di latarbelakangi persoalan sepele.

Kedua pelaku emosi lantara janji korban untuk memberinya pekerjaan tidak segera dipenuhi oleh korban.

Dengan menggunakan batu dan bantal, kedua pelaku menghabisi nyawa Sumiran di rumah kontrakannya di Ponorogo.

kini, kedua pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dari balik jeruji besi Polres Ponorogo.

JRP (21) dan AAF (16) terancam hukuman 15 tahun penjara.

Dikutip dari Surya.co.id, pembunuhan terhadap Sumiran ini bermula saat kedua pelaku mendatangi kontrakan Sumiran di Ponorogo.

Saat itu kedua pelaku datang untuk menanyakan pekerjaan yang dijanjikan oleh korban sebelumnya Jumat (23/6/2023) malam.

Namun kedua pelaku dan korban malah terlibat adu mulut sehingga membuat JRP (21) dan AAF (16) emosi.

Dalam pertengkaran itu, salah satu pelaku tiba-tiba menghantam korban dengan menggunakan batu.

Sumiran yang terkapar langsung dibekap menggunakan bantal oleh pelaku hingga akhirnya tewas.

Kedua pemuda itu lalu membungkus jenazah Sumiran dengan menggunakan karpet dan memasukannya ke dalam mobil Honda Jazz milik korban.

"Setelah itu jasad korban dimasukkan ke dalam mobil lalu dibuang ke pinggir ruas Tol Ngawi-Solo KM 557."

"Selanjutnya tersangka kabur menuju Jambi," kata Kapolres Ponorogo AKBP Wimboko, Kamis (6/7/2023).

Sementara itu, dari keterangan saksi, pada Sabtu (24/6/2023) sekira pukul 00.20 WIB, sempat terdengar suara minta tolong dari dalam rumah kontrakan korban.

Saksi juga mendengar suara tumbukan benda keras sebanyak tiga kali, dilansir Surya.co.id.

Tak hanya itu, saksi juga melihat ada orang membawa seperti jasad terbungkus karpet.

Jual Mobil Korban

Kedua pelaku membuang jenazah Sumiran dengan menggunakan mobil milik korban.

Kedua pelaku kemudian membuang jasad korban di bawah jembatan Tol Ngawi-Solo.

Setelah itu, kedua pelaku melarikan diri ke kampung halaman mereka di Jambi dengan mengendarai mobil milik korban.

Diduga keduanya mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi.

"Karena itu kan kejadiannya malam ya. Pagi begitu juga sudah sampai di Jambi, jadi memang sangat berkecepatan tinggi," ungkap Wimboko.

Di Jambi, kedua pelaku kemudian menjual mobil milik Sumiran seharga Rp 20 juta.

Uang hasil penjualan mobil itu kemudian dibelikan motor RX King.

"Lalu dibelikan kendaraan RX King ini, untuk mobil masih kami cari."

"Yang jelas laku Rp 20 juta dan sudah berupa motor RX King yang di depan," bebernya.

Pengakuan Pelaku

Saat rilis kasus di Mapolres Ponorogo, JRP mengaku menyesal telah menghabisi nyawa korban.

"Saya dan AAF menyesal sudah menghilangkan nyawa Pak Sumiran," ujarnya, Kamis sore.

Dikatakannya, ia dan AAF merantau dari Jambi ke Ponorogo untuk mencari pekerjaan.

Ponorogo menjadi tujuan mereka karena ada keluarga AAF.

"Karena AAF kan ada keluarga di Ponorogo, biar saya bisa nginap di tempat AAF, seandainya tidak bisa makan bisa numpang di AAF atau keluarga AAF," ungkapnya.

Setelah sepekan di Ponorogo, kata JRP, ia berkenalan dengan korban melalui media sosial.

Ketika itu, JRP tengah membuka media sosialnya untuk mencari informasi lowongan pekerjaan di Ponorogo.

"Di buka medsos cari loker angkringan, sudah beberapa orang saya chat tapi gak respons."

"Jadi langsung ketemu nomor telepon, di inbox loker, katanya masih," terang JRP.

Dia mengaku, setelah sepakat mereka pun bertemu hingga malam nahas itu terjadi.

"Kecewa dijanjikan pekerjaan tapi nanti-nanti," tandasnya. 

Sumber:Tribunnews.Com

×
Berita Terbaru Update